Mendikdasmen Sebut 3 Tantangan Pendidikan di Jakarta, Soroti Hasil PISA
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti baru-baru ini menyampaikan refleksi mendalam mengenai kondisi pendidikan di Jakarta, menyoroti tiga tantangan utama yang mendesak untuk diatasi. Salah satu fokus utama yang disorot adalah hasil Programme for International Student Assessment (PISA) yang menunjukkan perlunya perbaikan signifikan dalam kemampuan siswa.
Sorotan Tajam pada Hasil PISA: PR Besar Kemampuan Literasi dan Numerasi
Mendikdasmen Abdul Mu’ti mengungkapkan keprihatinannya terhadap hasil PISA yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa di Jakarta, khususnya pada usia 15 tahun, masih memiliki kemampuan literasi dan numerasi di bawah standar yang diharapkan. Rendahnya kemampuan literasi menghambat siswa dalam memahami informasi kompleks dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, lemahnya numerasi mempersulit mereka dalam memecahkan masalah yang melibatkan angka dan logika matematika. Hasil PISA ini menjadi tantangan besar yang harus segera diatasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di ibu kota.
Kesenjangan Kualitas Pendidikan Antar Wilayah di Jakarta
Tantangan kedua yang diungkapkan Mendikdasmen adalah kesenjangan kualitas pendidikan yang masih signifikan antar wilayah di Jakarta. Meskipun Jakarta merupakan pusat ekonomi dan pemerintahan, disparitas dalam hal fasilitas pendidikan, kualitas guru, dan akses terhadap sumber belajar masih menjadi persoalan. Beberapa wilayah di Jakarta Utara atau Jakarta Timur, misalnya, mungkin memiliki keterbatasan infrastruktur dan tenaga pendidik yang memadai dibandingkan dengan wilayah Jakarta Pusat atau Jakarta Selatan. Upaya pemerataan kualitas pendidikan di seluruh wilayah Jakarta menjadi prioritas mendesak untuk memastikan setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk meraih pendidikan berkualitas.
Infrastruktur Sekolah yang Belum Memadai: Hambatan Proses Belajar Mengajar
Tantangan ketiga yang tak kalah penting adalah kondisi sarana dan prasarana sekolah yang belum sepenuhnya memadai di berbagai wilayah Jakarta. Beberapa sekolah masih menghadapi masalah kekurangan ruang kelas, laboratorium yang tidak lengkap, perpustakaan yang minim koleksi, hingga sanitasi yang kurang layak. Kondisi infrastruktur yang kurang memadai tentu menjadi hambatan serius dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan efektif bagi siswa.
Langkah Strategis: Pemerintah Provinsi dan Pusat Bersinergi Atasi Tantangan
Menghadapi ketiga tantangan besar ini, Mendikdasmen Abdul Mu’ti menekankan perlunya sinergi antara pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Program-program intervensi yang terarah dan berkelanjutan dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa.