Menelisik Tradisi Kontroversial: Sejarah dan Alasan di Balik Konsumsi Biawak di Indonesia

Admin_sma21jkt/ April 22, 2025/ Berita, Hewan

Konsumsi biawak (kadal air) di Indonesia merupakan praktik yang kontroversial dan tidak umum di seluruh wilayah. Namun, di beberapa komunitas tertentu, tradisi ini telah berlangsung turun-temurun dengan alasan sejarah dan kepercayaan lokal.

Secara historis, konsumsi biawak kemungkinan berakar pada kebutuhan subsisten masyarakat di wilayah dengan sumber protein terbatas. Biawak, sebagai hewan liar yang relatif mudah ditemukan di lingkungan perairan dan hutan, menjadi alternatif sumber makanan. Praktik ini terutama berkembang di daerah pedesaan dan terpencil.

Selain alasan ekonomi, beberapa komunitas meyakini bahwa daging biawak memiliki khasiat obat tradisional. Meskipun klaim ini belum didukung oleh penelitian ilmiah yang kuat, kepercayaan ini tetap dipegang kuat oleh sebagian masyarakat. Biawak dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit, asma, atau meningkatkan vitalitas.

Faktor budaya dan tradisi lokal juga memainkan peran penting. Di beberapa daerah, berburu dan mengonsumsi biawak telah menjadi bagian dari ritual atau kebiasaan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Pengetahuan tentang cara berburu, memasak, dan memanfaatkan bagian-bagian tubuh biawak juga menjadi bagian dari kearifan lokal.

Namun, penting untuk dicatat bahwa praktik ini tidaklah meluas di seluruh Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia tidak mengonsumsi biawak karena berbagai alasan, termasuk pertimbangan agama, etika, dan potensi risiko kesehatan terkait konsumsi hewan liar.

Selain itu, populasi beberapa spesies biawak juga menghadapi ancaman akibat perburuan berlebihan dan hilangnya habitat. Oleh karena itu, praktik konsumsi biawak perlu ditinjau dari sudut pandang konservasi dan kesehatan masyarakat.

Lebih lanjut, perbedaan pandangan antar wilayah di Indonesia terkait konsumsi biawak sangat signifikan. Di beberapa daerah, biawak mungkin dianggap sebagai hama pertanian yang populasinya perlu dikendalikan, sehingga pemanfaatannya sebagai sumber pangan dianggap wajar. Namun, di wilayah lain, biawak mungkin memiliki nilai ekologis atau bahkan dianggap sebagai hewan yang dihormati.

Pengetahuan tradisional tentang cara memilih biawak yang aman dikonsumsi dan teknik memasaknya juga bervariasi antar komunitas. Beberapa metode tradisional diyakini dapat menghilangkan potensi bahaya dari daging biawak. Namun, tanpa penelitian ilmiah yang memadai, risiko kesehatan tetap menjadi perhatian.

Seiring dengan perkembangan zaman dan peningkatan kesadaran akan konservasi satwa liar, praktik konsumsi biawak semakin dipertanyakan.

Share this Post