Menggali Makna di Balik Keceriaan: Mengenal Lagu Daerah Cublak-cublak Suweng
Indonesia kaya akan keragaman budaya, termasuk dalam hal seni musik. Setiap daerah memiliki lagu daerah dengan ciri khas dan makna tersendiri. Salah satu lagu daerah yang populer dan berasal dari Tanah Jawa adalah “Cublak-cublak Suweng”. Meskipun seringkali dinyanyikan sebagai lagu permainan anak-anak yang riang, lagu daerah ini menyimpan filosofi mendalam tentang kehidupan dan spiritualitas. Mari kita telaah lebih lanjut tentang lagu daerah “Cublak-cublak Suweng”, lirik, makna, dan popularitasnya.
Asal Usul dan Popularitas Lagu Cublak-cublak Suweng
“Cublak-cublak Suweng” diyakini berasal dari Jawa Tengah dan telah dikenal secara luas di seluruh Pulau Jawa. Melodi yang sederhana dan ceria membuatnya mudah diingat dan disukai oleh anak-anak. Lagu ini seringkali digunakan sebagai pengiring permainan tradisional di mana anak-anak duduk melingkar dan salah satu anak menyembunyikan kerikil atau benda kecil di telapak tangan salah satu temannya. Irama lagu daerah ini mengatur tempo permainan yang menyenangkan.
Mengupas Makna Filosofis dalam Lirik Cublak-cublak Suweng
Meskipun tampak sederhana, lirik “Cublak-cublak Suweng” mengandung makna filosofis yang mendalam. Beberapa interpretasi menyebutkan bahwa “cublak-cublak suweng” (tempat mencari suweng/anting) melambangkan dunia fana. “Suweng” atau anting emas diartikan sebagai harta atau kekayaan duniawi yang seringkali menjadi fokus manusia.
Lirik “suweng ngglinding mlang-mlang” (anting bergulir bersinar-sinar) menggambarkan bagaimana manusia seringkali terpesona dan mengejar kekayaan duniawi yang bersifat sementara dan bisa hilang kapan saja.
Bagian “mambu ketundhung gudel” (berbau seperti anak kerbau yang tersesat) menyiratkan bahwa orang yang hanya mengejar kekayaan duniawi akan kehilangan arah spiritual dan merasa hampa seperti anak kerbau yang kehilangan induknya.
Terakhir, “pak empong lera-lere, sapa ngguyu ndelikake” (pak empong melihat ke sana kemari, siapa tertawa menyembunyikannya) diartikan sebagai peringatan bahwa kebahagiaan sejati tidak ditemukan dalam kekayaan materi, melainkan dalam hati nurani yang bersih dan spiritualitas. Orang yang menyadari hal ini akan “bersembunyi” dari gemerlap dunia dan fokus pada nilai-nilai yang lebih abadi.
Informasi Tambahan:
Menurut catatan dari Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta pada hari Rabu, 23 April 2025, lagu daerah “Cublak-cublak Suweng” seringkali menjadi materi pembelajaran dalam mata pelajaran seni budaya di sekolah-sekolah dasar di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Kepala Seksi Pelestarian Seni Tradisional BPNB Yogyakarta, Ibu Rina Wijayanti, menyatakan bahwa lagu ini tidak hanya mengenalkan anak-anak pada lagu daerah mereka, tetapi juga menanamkan nilai-nilai filosofis tentang kesederhanaan dan pentingnya mencari kebahagiaan sejati di luar materi.